Minggu, 29 Maret 2009

RANGKUMAN BEDAH BUKU THE 7 HABITS of HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE

Paradigma & Prinsip


Paradigma adalah cara kita “melihat” dunia (bukan berkaitan dengan pengertian visual dari tindakan melihat), melaikan berkaitan dengan persepsi, mengerti, dan menafsirkan. Prinsip bukanlah praktek, dan buan juga nilai. Tetapi prinsip adalah pedoman yang berprilaku yang terbukti mempunyai nilai yang langgeng dan permanen.
Kebiasaan 1
Jadilah Proaktif
Stimulus kemudian Kebebasan Untuk Memilih kemudian Respon

Kebebasab untuk memilih didasari oleh :
1.Kesadaran Diri
2. Imajinasi
3. Suara Hati
4. Kehendak Bebas

Tak seorang pun dapat menyakiti anda tanpa persetujuan anda. Mereka tidak dapat merenggut harga diri kita jika kita tidak memberikannya kepada mereka. Bukan apa yang terjadi pada diri kita, melaikan respons kita terhadap apa yang terjadi pada diri kitalah yang menyakiti kita. Nasalah serius dari bahasa reaktif adalah bahwa merupakan pembenaran ramalan sendiri. Orang jadi ebih dikukuhkan pada paradigm bahwa mereka sudah ditakdirkan, dan mereka member bukti yang menyokong kepercayaan itu. Mereka merasa semakin menjadi korban dan kehilangan kendali, tidak bertanggung jawab atas kehidupan dan nasip mereka. Mereka menyalahkan kekuatan luar (orang lain, keadaan bahkan bintang) untuk situasi mereka sendiri.


Kebiasaan 2
Merujuk Pada Tujuan Akhir


Ada prinsip bahwa segalanya diciptakan dua kali, tetapi tidak semua ciptaan pertama didasari oleh desain yang didasari penuh. Dalam kehidupan pribadi kita, jika kita tidak mengembangkan kesadaran diri kita sendiri dan tidak bertanggung jawab atas ciptaan yang pertama, kita member kuasaan terhadap orang lain dan keadaan diluar Lingkaran Pengaruh kita untuk membentuk sebagian besar dari hidup kita berdasarkan standard yang ada. Ingat, manejement adalah mengerjakan segalanya dengan benar dan kepemimpinan adalah mengerjakan hal-hal yang benar.


KEBIASAAN 3
DAHULUKAN YANG UTAMA



Kebiasaan yang ketiga adalah buah pribadi, pemenuhan praktis dari Kebiasaan satu dan dua. Kebiasaan yang pertama mengatakan “Andalah si pencipta, Andalah yang bertanggung jawab”. Kebiasaan ini didasari empat anugrah manusia yang unik yaitu imajinasi, suara hati, kehendak bebas, dan khususnya kesadaran diri. Hal ini membuat anda untuk dapat mengatakan bahwa “Hal ini adalah program yang salah yang tertanamkan pada diri saya pada saat kanak-kanak. Saya tidak menyukai naskah yang tidak efektif itu. Saya dapat berubah.”

Kemudian pada kebiasaan yang kedua adalah ciptaan yang pertama atau mental. Kebiasaan ini didasarkan pada imajinasi dan suara hati sehingga akan menghasilkan suatu tujuan, suatu misi, suatu arah yang “Ya!” yang membakar yang memungkinkan untuk “tidak!” pada hal-hal yang lain.

Kemudian pada kebiasaan ketiga yaitu dahulukan yang utama. Dalam kebiasaan ini terdapat empat generasi manajemen waktu yang memiliki empat generasi yaitu sebagai berikut :

1. Gelombang atau generasi yang pertama dapat dicirikan sebagai catatan dan daftar periksa, sebuah upaya untuk pengenalan dan keterlibatan pada banyak tuntutan yang diajukan kepada diri dan energy kita.

2. Generasi kedua dapat dicirikan sebagai kalender dan buku janji. Pada generasi ini ditujukan unutk memandang kemasa depan dan menjadwalkan peristiwa dan kegatan dimasa depan.

3. Generasi ketiga mencerminkan bidang manajemen waktu masa kini.generasi ini berfokus terhadap penetapan sasaran jangka panjang, jangkan menengah dan jangka pendek yang spesifik yang dimana waktu dan energy kita akan ditujukan selaras dengan nilai-nilai.

Walaupun generasi ketiga telah memberikan kontribusi yang berarti, orang mulai sadar bahwa penjadwalan yang “efisien” dan kendali terhadap waktu justru sering kontraproduktif. Focus pada efisiensi menciptakan harapan-harapan yang sering kali berbenturan dengan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang kaya dan untuk menikmati saat-saat spontan sehari. Akibatnya banyak orang kehilangan minat akan program planners manajemen waktu yang membuat merekaterlalu terjadwal, terlalu terkekang, dan mereka membuang cara itu, kembali keteknik generasi pertama dan generasi kedua.

4. Dari masalah padageerasi ketiga maka munculah generasi keempat yaitu bukan untuk mengatur waktu tetapi untuk mengatur diri sendiri. Kepuasan merupakan fungsi dari harapan sekaligus realisasi. Dan harapan dan kepuasan terletak didalam likaran pengaruh kita. Dari pada berfokus pada waktu dan benda, harapan generasi keempat adalah berfokus pada pemeliharan dan peningkatan hubungan dan pada pencapaian hasil.

Kemudian selain dari kesadaraan diri, imajinasi, dan suara hati, anugrah manusia yang keempat adalah kehendak bebas yang benar-benar memungkinkan munculnya manajemen diri yang efektif.

Kemudian di dalam matriks manajemen waktu yang terdiri dari empat kuadran. Fokus penting dari generasi keempat dapat dilihat dari matriks manajemen waktu berikut. Pada dasarnya, kita menghabiskan waktu pada salah satu dari empat cara.

Masalah mendesak adalah permasalahan yang tampak jelas, tepat didepan hidung, sering menarik, menyenangkan. Namun dari semua itu masalah yang tergolong mendesak adalah masalah yang tidak penting. Sebaliknya pada masalah yang penting, masalah ini berhubungan dengan hasil yaitu masalah yang penting, yang menunjang misi, nilai dan sasaran tertinggi kita.

Pada kuadran satu yaitu penting sekaligus mendesak. Pada kuadran ini memerlukan perhatian langsung yang masalah pada kuadran satu ini disebut sebagai “krisis” atau “masalah”. Selama kita berfokus kepada kuadran satu ini , maka kuadran satu ini menjadi semakin besar sehingga mendominasi diri kita dan akan berkali-kali akan menjatuhkan kita.

Kemudian dari terus menerusnya jatuh bangun dari masalah dari kuadran satu, maka satu-satunya kelegaan yang mereka punyai adalah melepaskan diri dari masalah tersebut dengan cara masuk kedalam masalah yang berada pada kuadran empat.

Kemudian pada kuadran tiga yaitu tidak penting dan mendesak. Orang yang berada pada kuadran tiga ini merasa bahwa mereka berada pada kuadran satu.

Kuadran dua adalah inti dari manajemen pribadi yang efektif, yaitu berhubungan dengan masalah yang tidak mendesak dan penting.

Setelah memasuki kuadran dua maka ada alat pada kuadran dua yaitu sebagai berikut :

1. Koherensi

Koherensi mengesankan bahwa ada keselarasan, kesatuan dan integritas di antara visi dan misi anda.

2. Keseimbangan

Yaitu menjaga keseimbangan kehidupan anda.

3. Fokus Kuadran Dua

Yaitu alat yang digunakan untuk mendorong,memotivasi dan benar-benar membantu anda menggunakan waktu yang kita perlukan pada kuadran dua salah satunya adalah dengan membuat renacana mingguan.

4. Dimensi Orang

5. Fleksibilitas

6. Portabilitas



Kemudian kemajuan generasi keempat ada lima hal penting, yaitu sebagai berikut :

1. Berpusat pada prinsip

2. Berpusat pada suara hati

3. Mendefinisikan misi unik kita, termasuk nilai-nilai dan sasaran jangka panjang

4. Membantu kita menyeimbangkan hidup kita dengan mengidentifikasikan peran-peran

5. Memberi konteks yang besar melalui pengorganisasian mingguan

Kemudian berkaitan dengan pendelegasian. Terdapat dua pendelegasian yaitu :

1. Pendelegasian suruhan

Pendelegasian ini yaitu langsung satu lawan satu, yaitu melalui bahasa suruhan seperti kerjakan ini, tarik itu dan jika sudah selesai beritahu saya.

2. Pendelegasian pengurusan

Pendelegasian suruhan berfokus pada hasil dan bukan metode. Pendelegasian pengurusan memerlukan pengertian timbale balik yang jelas dan terbuka dan komitmen sehubungan dengan harapan dalam lima area, yaitu sebagai berikut :

a. Hasil yang diingankan

b. Patokan

c. Sumber daya

d. Akuntabilitas

e. Konsekuensi



KEMENANGAN PUBLIK

Di dalam bagian kemenangan publik memiliki paradigma yaitu paradigma salingtergantungan. Dan kita harus ingat bahwa saling ketergantungan yang efektif hanya dapat dibangun di atas dasar kepercayaan yang tulus. Kemenangan pribadi mendahului kemenangan publik. Seperti kita tidak memiliki buah tanpa akar. Ini adalah prinsip pentahapan: Kemenangan Pribadi mendahului Kemenangan Publik. Penguasaan diri dan disiplin diri adalah fondasi dari hubungan yang baik dengan orang lain.

Untuk mempercepat berlangsungnya memahami dan dipahami maka kita memerlukan teknik yaitu memperbesar rekening bank emosi kita. Rekening bank emosi adalah kiasan yang menggambarkan jumlah kepercayaan yang sudah kita tambahkan kedalam suatu hubungan. Ada enemdeposito utama yang menembah Rekening Bank Emosi kita yaitu :

1. Mengerti si individu

2. Melakukan hal-hal sepele

3. Memenuhi komitmen

4. Menjelaskan harapan

5. Memperlihatkan integritas pribadi

6. Meminta maaf dengan tulus ketika kita membuat penarikan





KEBIASAAN 4

BERFIKIR MENANG/MENANG



Di dalam kebiasaan keempat ini ada enam paradigma interaksi manusia yaitu sebagai berikut:

1. Menang/Menang

Menang/Menang adalah kerangkan pikiran dan hati yang terus-menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia. Menang/Menang berarti bahwa kesepakatan atau solusi memberikan keuntungan dan kepuasaan yang timbal balik.dengan solusi Menang/Menang, semua pihak merasa senang dengan keputusannya dan merasa terikat dengan rencana tindakannya.



2. Menang/Kalah

Menang/Kalah adalah kerangkan pikiran dan hati yang terus-menerus menginginkan menang dan lawan menjadi kalah. Dan pada umumnya semua orang sudah terpatri secara mendalam oleh naskah mentalitas Menang/Kalah sejak lahir.



3. Kalah/Menang

Pada mentalitas ini lebih buruk daripada Menang/Kalah karena tidak mempunyai standar (tidak mempunyai tuntutan, tidak mempunyai harapan, tidak mempunyai visi). Orang yang memiliki mentalitas seperti ini biasanya cepat berusaha menyenagkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau penerimaan. Mereka hanya mempunyai sedikit keberanian untuk mengekspresikan perasaan dan keyakinan mereka dan dengan mudah diintimidasi oleh kekuatan orang lain.



4. Menang

Orang yang mempunyai mentalitas Menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Hal itu tidak relevan. Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.



5. Kalah/Kalah

Ketika dua orang Menang/Kalah berkumpul (yaituketika dua orang yang ulet, berkepala batu, dan berinvestasi pada ego masing-masing saling berinteraksi) hasilnya adalah Kalah/Kalah. Keduanya akan kalah. Keduanya ingin sama-sama balas dendam, buta terhadap kenyataan bahwa pembunuhan adalah bunuh diri, bahwa pembalasan dendam adalah pedang bermata dua. Dan Kalah/Kalah juga merupakan filosofi bermusuhan, filosofi perang.

Menang/Menang atau Tidak Sama Sekali

Jika individu-individu ini tidak menghasilkan solusi sinergistik (solusi yang disepakati oleh kedua belah pihak) mereka akan masuk ke ekspresi yang lebih tinggi dari Menag/Menang adatau Tidak Sama Sekali. Paradigma ini diambil untuk mencapai solusi atau keputusan yang jika tidak saling menguntungkan (Menag/Menang) maka keputusan yang diambil adalah tidak sama sekali ada perjanjian. Ini berfungsi untuk sama-sama menjaga hati agar tidak ada yang merasa dikalahkan, dan biasanya dari paradigma ini akan memberikan hubungan yang berkelanjutan pada waktuya nanti.

Lima Dimensi Dari Menang/Menang

Prinsip Menang/Menang adalah dasar untuk keberhasilan pada semua interaksi kita, dan ini meliputi lima dimensi kehidupan yang saling tergantung yaitusebagai berikut :

1. Karakter

Karakter adalah dasar dari Menang/Menang, dan semua yang lain dibangun di atas dasar itu. Ada tiga cirri karakter yang esensial untuk paradigma Menang/Menang yaitu sebagi berikut :

a. Integritas

Integritas adalah sebagai nilai yang kita tempatkan pada diri kita sendiri. Tidak mungkin untuk Menang dalam hidup kita jika kita bahkan tidak tahu, pada pengertian yang dalam, apa yang merupakan suatu Kemenangan.

b. Kematangan

Kematangan adalah keseimbangan antara keberanian dan tenggang rasa. Jika seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinannya dengan keberanian yang diimbangi dengan pertimbangan akan perasaan dan keyakinan orang lain, maka ia sudah matang , khusunya jika persoalannya sanagt penting bagi kedua belah pihak.

c. Mentalitas Kelimpahan

Mentalitas Kelimpahan adalah paradigma bahwa banyak di luar sana untuk semua orang. Mentalitas kelimpahan mengalir dari nilai diri dan rasa aman pribadi yang mendalam. Ia aalah paradigma bahwa ada banyak di luar sana dan cukup utuk dibagi untuk semua orang, paradigma ini menghasilkan pembagian prestise, pengakuan, laba, pengambilan keputusan.



2. Hubungan

3. Kesepakatan





KEBIASAAN 5

BERUSAHA MENGERTI TERLEBIH DAHULU, BARU DI MENGERTI




Prinsip komunikasi empatik adalah prinsip komunikasi yaitu hubungan antarpribadi yaitu dengan cara berusaha mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti. Maksudnya adalah kita diharapkan untuk mengetahui, memahami lawan bicara kita sebelum lawan komunikasi kita memahami kita atau sebelum kita ingin dimengerti.



Pada saat bekomunikasi diperlukan yang namanya mendengarkan empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu memerlukan perubahan paradigm yang sangat mendalam. Kita biasanya berusaha lebih dahulu untuk dimengerti. Kebanyakan orang tidak mendengar dengan maksud untuk mengerti; mereka mendengar dengan maksud untuk menjawab. Mereka entah berbicara atau bersikap untuk berbicara. Mereka menyaring segalanya melalui paradigma mereka sendiri, membacakan autobiografi mereka kedalam kehidupan orang lain.

Ketika orang lain berbicara, kita biasanya “mendengarkan” dalam salah satu dari empat tingkat.

1. Kita mungkin mengabaikan orang yang berbicara, tidak benar-benar untuk mendengarkannya.

2. Kita mungkin berpura-pura.

3. Kita benar-benar mendengarkan secara selektif yaitu mendengarkan hanya bagian-bagian tertentu dari percakapan.

4. Kita mungkin mendengar secara atentif. Yaitu menaruh perhatian dan memfokuskan energy pada kata-kata yang diucapkan.

Tetapi ada salah satu yang tingkatan yang sedikit sekali memakainya dalam proses berkomunikasi yaitu dengan cara mendengar dengan empatik.

Mendengar denag empatik adalah mendengar dengan maksud untuk mengerti,. Maksudnya adalah berusaha untuk terlebih dahulu untuk mengerti, untuk benar-benar mengerti, baru kemudian kita dimengerti.

Di dalam pemberian jawaban timbal balik kita memilih untuk terlebih dahulu melakukan terlebih dahulu diagnosis yaitu melakukan penergtian terhadap orang lawan komunikasi kita.

Empat respon autobiografis yang sering dilakukan oleh kita dan kita cenderung berespons dalam salah satu dari empat cara adalah sebagai berikut :

1. Kita mengevaluasi. Kita setuju atau tidak.

2. Kita menyelidiki. Kita mengajukan pertanyaan dari kerangka acuan kita.

3. Kita menasehati. Kita memberikan nasehat berdasakan pengalaman kita sendiri.

4. Kita menafsirkan. Kita berusaha memahami orang, menjelaskan motif orang, perilaku mereka, berdasarkan motif dan prilaku kita sendiri.



Untuk dapat benar-benar melangkah ke dalam diri orang lain, untukmelihat dunia sebagaimana ia memandangnya, sebelum kita mengembangkan keinginan yang murni, kekuatan dari karakter pribadi, dan rekening bank emosi yang positif, sekaligus keterampilan mendengar secara empatik ada empat tigkat perkembangan yaitu :

1. Meniru isi, ini adalah yang pertama dan paling tidak efektif. Ini adalah keterampilan yang diajarkan dalam mendengar secara aktif atau reflektif dan hal ini seolah menghina orang dan menyebabkan mereka menutup diri.

2. Menyatakan isi dengan cara lain. Ini sedikit lebih efektif,tetapi masih terbatas pada komunikasi verbal.

3. Merefleksikan perasaan, pada tingkat ini membuat otak kanan kita beroperasi.

4. Mendengar secara empatik, pada tingkat ini kita bersugguh-sungguh berusaha mengerti dan memberinya udara psikologis dengan cara kita mengulang isi dan merefleksikan perasaan kita.



Kemudian dari tahap untuk mengerti dilanjutkan ketahan berusaha untuk dimengerti. Berusahalah lebih dahulu untuk mengerti. Sebelum masalah muncul, sebelum kita berusaha mengevaluasi dan membuat resep, sebelum kita mencoba menyajikan gaasan kita sendiri, kita harus berusaha untuk mengerti. Ini adalah kebiasaan kesalaingketergantungan yang manjur.

Ketika kita benar-benar mengerti satu sama lain secara mendalam, kita pun membuka pintu bagi solusi kreatif. Perbedaan kta tidak lagi menjadi batu sandungan komunikasi kita. Sebagai gantinya, perbedaan tersebut malah menjadi batu loncatan bagi sinergi.


Untuk kelanjutan dari buku ini silahkan Anda membeli bukunya.
Sumber buku THE 7 HABITS of HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE.

Posted by Ade_Riska@Manis NIM. TO 070022

Tidak ada komentar: